Kami melakukan summit attack sekitar pukul 10.30 WIB. Kondisi medan setelah dari Alun-alun Surken terus menanjak. Beberapa anggota tim berjalan dengan begitu cepat. Ute waktu itu berjalan sendiri menuju puncak. Tepat di depan ute ada Bang Luken yang terus melangkahkan kakinya meskipun terlihat sangat lesu. Sedangkan di belakan ute ada Kak Cecil. Oh iya, kak cecil ini dari awal memang mengemban tanggung jawab sebagai swiper. Seseorang dalam grup pendakian yang bertugas untuk memastikan semua anggota tim tidak ada yang tertinggal di belakang.
Tidak banyak yang kami lakukan di puncak. Hanya sekedar mengambil beberapa foto untuk mengabadikan moment kami. Lalu sekitar pukul 12.30 WIB kami memutuskan untuk turun menuju Kandang Badak. Camp area untuk para pendaki gunung Gede Pangrango via Cibodas. Kebalikan dari kondisi medan menuju puncak, sekarang kami dihadapkan dengan turunan yang menukik tajam. Bahkan di jalur tanjakan setan, kami harus menggunakan tali yang telah disediakan oleh pengelola TNGP. Whoo pengalaman yang tidak akan terlupakan. Hiyy seru pokoknya ^^v
Sekitar pukul 13.30 WIB kami tiba di Kandang Badak. Tim Pangrango memilih membuka tenda sekitar 20 meter dari area Kandang Badak untuk menyimpan keril mereka. Sedangkan tim pulang memutuskan untuk beristirahat di Kandang Badak dengan menggelar matras dan menikmati segelas kopi serta mie rebus. Sejak itu, Tim Pulang dan tim Pangrango terpisah.
|
Tim pulang |
Hari semakin sore, kabut pun mulai naik. Kami memutuskan untuk turun supaya tidak terjebak dalam kegelapan malam karena waktu itu jam sudah menunjukkan pukul 16.00 WIB.
"Kak, kira-kira berapa lama waktu yang diperlukan agar kita bisa sampai ke Cibodas?"
"Estimasi sekitar 3-5 jam"
Mendapat jawaban seperti itu, ute memperkirakan paling cepat kami akan tiba setelah magrib. Hmm waktu yang sangat genting, pikir ute. Mengingat sebelumnya ute pernah membaca blog-blog yang menceritakan tentang kisah mistis gunung Gede. Hufftt menyesal rasanya.. sekarang yang dapat ute lakukan adalah mengoptimalkan kaki ute untuk melangkah. Beberapa kali ute diingatkan oleh Kak Cecil untuk berhati-hati dan tidak terburu-buru.
" Ute, pelan-pelan aja ya.. hati-hati"
"Iya kak"
Dalam hati, bercampur aduk perasaan. Antara takut, merinding dan gelisah.. Ute hanya berpikir bagaimana caranya bisa berjalan secepat mungkin. Padahal jari-jari kaki sudah sangat sakit untuk melangkah menuruni jalur pendakian yang penuh dengan batuan.
Ute tidak bisa mengingat pos-pos yang ute lalui. Hanya saja, ute ingat pesan kak cecil bahwa kami harus bisa melewati air panas sebelum Maghrib tiba. Alhamdulillah, dengan kecepatan turun yang paling maksimal, kita bisa melewati air panas sekitar pukul 17.15 WIB.
Hari semakin gelap. Pepohonan semakin suram. Angin membelai menjadi dingin. Kabut berkondensasi menjadi hujan. Hewan dan serangga hutan mulai unjuk suara. Hmm pikiran ute yang sudah tidak karuan mulai membayangkan apa yang pernah ute baca. Cukup untuk membuat bulu kuduk ini berdiri. Hohoho.. Ute berjalan di belakang Kiki. Sedangkan Mail telah berada jauh di depan kami. Sedangkan Mas Den dan Kak Cecil tetap mengawal ute dan Kiki dari belakang.
"Kalian mendengar adzan?"
"Iya kak"
"Oke, kita berhenti sebentar ya"
Waktu itu hari sudah gelap. Headlamp dan senter sudah siap untuk menemani perjalanan kami menuju pos awal Cibodas. Kami hanya berhenti sekitar 5 menit sampai suara adzan sudah tidak terdengar lagi. Lalu kami melanjutkan perjalanan yang sudah semakin mencekam. Kak Cecil mengingatkan kami untuk tidak berhenti di pos Telaga Biru. Kami harus terus berjalan untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan.
Sepanjang perjalanan, ute membaca semua doa yang ute bisa.. hahaha sampai doa makan dan doa tidur pun ute baca >,<
Menurut ute sih, puncak perjalanan yang paling mencekam adalah di jembatan beton. Hiy.. entah berapa panjang itu jembatan yang pasti ketika melewati jembatan tersebut rasanya nano-nano. Wkwkwk seperti menjadi tontonan .. ah ute sulit menggambarkannya!
Tepatnya 3 jam 23 menit kami tiba di pos awal Cibodas. Mail sudah berada disana satu jam sebelum kami. Whooo.. cepet banget! Kondisi ute waktu ute sudah sangat memprihatinkan heu. Rasanya ingin muntah. Masuk angin sepertinya -_-" ditambah dengan bau mie rebus yang dimakan pada saat di Kandang Badak. Lengkap sudah, baju, kerudung dan celana juga basah.
Karena kurang suka dengan teh manis, maka hanya ute yang lebih memilih AMDK untuk menghapus rasa haus. Sedangkan yang lain telah memegang teh manis panas. Hawa dingin yang menembus pakaian basah ute, cukup untuk membuat ute semakin mual. Yang ute pikirkan adalah pakaian hangat dan tempat tidur. Wkwkwk.... sementara basecamp tempat teman-teman ute menitipkan motor masih jauh.
"Pak, kami sudah sampai di pos tapi hanya berlima Pak, teman kami yang 6 masih di Kandang Badak" Kak Cecil menghubungi Bang Kampak.
Sekitar 15 menit, bang kampak tiba di lokasi. Lalu kami segera mengikuti langkah bang kampak menuju pos awal sebagai laporan bahwa kami telah tiba di lokasi. Perlu waktu sekitar 10 menit untuk benar-benar berada di depan jalan raya. Melihat kondisi ute yang sudah sangat lemah, ute diizinkan untuk menuju basecamp bersama bang kampak yang membawa motor pada saat itu.
5 menit kemudian, ute tiba di basecamp. Alhamdulillah.. sambil menunggu tim yang lain datang, ute hanya merebahkan kaki di bangku yang ada di basecamp. Kemudian sekitar 15 menit akhirnya semua anggota tim pulang sampai di basecamp. Seperti biasa, teman ute yang lain langsung memesan teh manis panas kembali. Sedangkan ute segera menuju toilet untuk berganti pakaian. Tidak lupa minyak kayu putih untuk mengatasi masuk angin. Duh rasanya nyaman sekali.. hangat! >,< sambil membayangkan kondisi perjalanan kami sebelumnya yang dingin karena rintik hujan di hutan yang suram.
Dengan alas tidur seadanya, kami beristirahat. Waktu itu sekitar pukul 20.00 WIB. Namun pikiran masih melayang-layang membayangkan nasib Tim Pangrango. Kami mengestimasikan mereka akan sampai di pos cibodas sekitar pukul 23.30 atau paling maksimal 24.00 WIB.
Waktu terus bergerak. Jam sudah menunjukkan lewat dari jam 24.00. Kami mulai cemas. Apakah baik-baik saja? ah semoga mereka dalam keadaan baik dan sehat semuanya. Berapa kali kami menengok jendela untuk sekedar berharap kedatangan tim pangrango. Namun belum juga terlihat batang hidung mereka. Lalu kami mencoba untuk berpikir positif dengan merevisi estimasi waktu mereka sampai. 01.30 WIB maksimal. Itu revisi waktu yang kami percayai saat ini.
Waktu itu, ute berinisiatif untuk mengambil hp. Entah siapa yang akan ute hubungi yang pasti ketika waktu tidak juga mengantarkan mereka ke basecamp, ute akan segera menelpon siapapun. Entah akan ada sinyal ataupun tidak. Lalu tiba-tiba hp ute yang baru saja ada ditangan berdering. Tian.
" Ute, kami baru sampai, lalu bagaimana cara melapornya?"
"Alhamdulillah, yaudah langsung aja ke basecamp tempat parkiran motor. Oh iya, bilang saja dari rombongan bang kampak"
"Oh oke, oke.. kita segera menuju basecamp"
"Oke sip!"
Kak cecil yang sedari tadi menunjukkan wajahnya yang khawatir mulai mencair menjadi senyuman lega. Syukurlah.. anggota tim kami bisa turun dalam keadaan selamat dan sehat. Bagaimana tidak khawatir kawan? Yang namanya berada di alam bebas, kita tidak akan pernah mengetahui jenis bahaya apa yang akan mengintai. Yang pasti sekarang kami bersebelas akhirnya sudah berkumpul, lengkap! Alhamdulillah..
Terimakasih telah menjalani perannya masing-masing dengan baik dalam kisah hidup ute. Kalian Luar biasa!!
|
Dokumentasi saat di puncak Gede 2958 MASL |
See you on next trip Tim Jadi Terus! Tim No Wacana ! Tim No Rencana! Well, you guys kereeen !!
Salam Lestari
Salam Jadi Terus
Salam No Wacana
Salam No Rencana!