Thursday 5 July 2018

Itin Argopuro Via Baderan Bremi - Part I

Argopuro merupakan gunung dengan trek terpanjang di pulau Jawa. Bayangkan saja, para pendaki harus berjalan sekitar 40 km lebih!! Wiw luar biasa ya xixixi
Oh ya, selain itu gunung Argopuro juga dikenal dengan sejarahnya loh, selengkapnya kalian bisa baca kisah Argopuro di website tersebut ya. Klik aja hehehe..
By the way, rencana pendakian ke gunung Argopuro ini termasuk sedikit dadakan sih. Whehehe jangan ditiru ya gengs! Awalnya ute gak ada niatan untuk mendaki Argopuro, eh tiba-tiba teman ute ngajakin. Yagimana atuh ya.. hahaha kalo udah diajak, ute usahakan kuy terus yakan? wkwkwkwk --> skip
Ute bersama dengan Kacil, Bang Luken, Abi, Yai dan Awil menuju Surabaya dengan menggunakan kereta "Kertajaya Lebaran". Kurang lebih 7 jam waktu yang kami tempuh dari Tegal ke Pasar Turi. Setibanya di Surabaya, kami berenam disambut secara meriah oleh sahabat kami yang ada di Surabaya yaitu Mas Rendy dan dua orang temannya (sebut saja Alfa dan Rian = All Varians hahaha *ngaco beut emang). Kami diajak keliling Surabaya oleh mereka. Pokoknya jadwal kami waktu itu sangat padat wakakakaka.. isinya foto-foto, makan, city tour. Ihiyy.. unpredictable deh.. 
foto di Jl. Tunjungan yg hitz itu :')


Biar sah dibilang ada di Surabaya, kami foto di depan patung ikan Sura dan Buaya yang menjadi asal mula nama kota pahlawan ini :')

DAY 1
Malam sudah semakin larut, terpaksa kami izin pamit untuk segera melanjutkan perjalanan kami menuju Probolinggo. Waktu itu sekitar pukul 00.30 kami berangkat dengan bis tujuan Banyuwangi dari terminal Bungur Asih. Sebetulnya, dengan bis tersebut kami sudah bisa sampai ke Alun-Alun Besuki yang menjadi batas yang dilewati transportasi umum sebelum memasuki kec. Baderan. Namun berhubung sudah malam, maka rata-rata bis tersebut hanya sampai dengan terminal Probolinggo. Sehingga kami harus berganti ke bis yang lain untuk menuju Alun-Alun Besuki.
Di Alun-alun Besuki ini terdapat Mesjid. Selain itu juga terdapat minimarket Alfa dan Indo (sejauh ini merupakan minimarket terakhir sebelum ke Baderan) untuk belanja logistik seperti gas, air mineral, roti dkk.
Disana, kami dihampiri oleh ojek yang menawarkan jasanya kepada kami. Awalnya, kami berniat menyewa angkot, namun setelah kami perhitungkan harganya sama saja sehingga kami memilih ojek. Harga yang ditawarkan worth it banget banget banget. Dengan trek yang terus menanjak sejauh kurang lebih 29 Km menuju Baderan, kami hanya dikenakan tarif 40 K.  Semoga berkah ya Pak :')
Oh ya, ditengah perjalanan, terdapat pasar sayuran gitu. Siapa tau mau beli tempe, ikan asin, bumbu-bumbu dan kawan-kawannya xixixi. Tapi jangan lupa bilang ya ke Bapak Ojeknya.

Pos Registrasi Baderan

Pos registrasi Baderan tidak seperti pos gunung-gunung yang lain sih yang biasanya sudah banyak tertempel stiker - stiker. Mungkin karena bangunannya yang masih baru kali ya hehehe.. Di pos tersebut terdapat tempat pendaftaran dimana biaya pendaftaran untuk pendakian Argopuro ini dihitung dari lamanya pendakian yang kita tempuh.

Weekdays : 20.000 / orang / hari (update per 29 Juni 2018)
Weekend : 30.000 / orang / hari (update per 29 Juni 2018)
Sebagai contoh, tim ute merencanakan untuk mendaki pada hari Jumat, Sabtu, Minggu dan Senin maka biaya simaksi yang harus dibayarkan adalah (20.000 + 30.000 + 20.000 + 30.000 = 100.000)
Pos Registrasi Baderan - Bangunannya bukan yg ada di foto tapi wkwkwk
Batas Makadam 

Jalur pendakian Argopuro dimulai dari pos registrasi menuju Batas Makadam. Jalur menuju Batas Makadam ini cukup panjang dan terus menanjak. Butuh waktu kurang lebih 2-3 jam untuk bisa sampai ke batas makadam tersebut dengan berjalan kaki. Nah berhubung, tim ute selesai registrasi dan packing-packing sudah cukup siang maka kami memutuskan untuk naik ojek sampai batas makadam untuk efisiensi waktu dan menghindari trekking malam.
Turun dari ojek. Pura-pura cape di Batas Makadam hahahaha
Pos Mata Air I (PMA I)


Dari batas makadam, jalur pendakian diawali dengan perkebunan warga kemudian mulai memasuki hutan. Jalur yang kami lewati berselang-seling ; tanjakan, turunan, landai. Gitu terus sampai akhirnya kami sampai di PMA I setelah kurang lebih 3 jam. Oh ya, tanda-tanda PMA I ini adalah mulai terdengar suara air terjun dan mulai banyak tanaman pandan xixixi. Berbahagialah kalo sudah menemukan tanda-tanda itu yess
Di PMA I, terdapat area datar yang bisa menampung 3-4 tenda. Selain itu juga terdapat sumber air yang tidak jauh dari camp area sehingga menjadi tempat camp yang ideal untuk para pendaki yang "kemalaman".
Tim ute sampai di PMA I sekitar pukul 14.00 WIB sehingga kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan ke PMA II.  Di PMA I ini, kami hanya beristirahat, sholat dan mengisi ulang perbekalan air.

Pos Mata Air II (PMA II)

Berbekal informasi dari blog, kami mengira bahwa untuk mencapai PMA II hanya membutuhkan waktu 1 jam. Namun kenyataannya tidak demikian hahahaha.. tim ute baru berhasil mencapai PMA II setelah kurang lebih berjalan selama 2.5 jam !! Begitulah ekspektasi dan realita yang kami hadapi wkwkwk
Jalur menuju PMA II
Berhubung hari mulai gelap (sekitar pukul 17.30) dan raga mulai lelah maka kami memutuskan untuk mendirikan tenda di PMA II. Disana kami bersama dengan tim dari Karawang (ada Yahya, Cici, Elvan, Yoga dan 1 lagi lupa namanya wkwkwk). Kami bersyukur ada tim lain yang mendirikan tenda. Karena jujur saja suasananya cukup membuat bulu kuduk ini merinding hihihi. 
Menyadari perjalanan kami masih sangat panjang, maka semua kami lakukan lebih cepat dari biasanya termasuk perihal perut. Sekitar pukul 20.00, kami semua sudah berlindung di kantong tidur masing-masing dan mulai beristirahat untuk recharge energi.

DAY 2

Suasana pagi di PMA II sungguh menyegarkan. Kami disambut dengan hangatnya mentari yang mengusir hawa dingin yang menyelimuti kami sepanjang malam. Energi dari telur mentog ceplok dan mie rebus dan segelas kopi hangat sudah cukup mengembalikan semangat kami untuk melanjutkan perjalanan ke Cikasur.

Cikasur

Berbicara tentang sejarah gunung Argopuro, maka tidak akan terlepas dari kisah sabana luas yang dikenal dengan ladang pembantaian atau the killing field . Membaca dan mendengar kisah Cikasur tersebut dari berbagai sumber, membuat ute semakin penasaran untuk segera menuju Cikasur. 
Sekitar pukul 08.30 kami meninggalkan PMA II untuk menuju Cikasur. Pemandangan yang kami lihat di jalur pendakian menuju Cikasur sedikit berbeda dari pos sebelumnya. Julukan Argopuro sebagai gunung 1000 Sabana baru kami lihat di jalur tersebut. Trek berulang ; hutan-sabana-hutan-sabana-hutan-sabana sampai sekitar 5 sabana yang harus kami lewati sebelum benar-benar kami sampai di sabana luas Cikasur. 
Awalnya kami senang begitu sampai di sabana disambut oleh ayam hutan dan burung merak yang tidak semua pendaki menjumpainya. Xixixi tapi lama kelamaan kami tetap senang wakakaka.. walaupun tidak terhitung lagi kami berteriak " yeay sabana udah kelihatan! "
entah ini sabana yang ke-berapa? hahaha intinya kami mulai lelah wkwkwk
Sabana ke-lima sebelum Cikasur sedikit nyaru sih sama Cikasurnya sendiri. Untuk membedakannya, ute membuat batasan daerah ala-ala. Hahaha seperti pada umumnya, biasanya sungai menjadi pembatas sebuah daerah, maka itu juga diberlakukan untuk Sabana ke-5 dan Cikasur #anabel (analisa gembel wkwkwk). Nih jika kalian sudah menemukan sungai ini maka kalian ada di perbatasan sabana ke-5 dan Cikasur yess. 
Sungai yang memisahkan sabana ke-5 dan Cikasur
Nah di sungai ini, kalian bisa metik salada air loooh.. huumm yummeeh. Bisa dibuat sayur bening, Cah Salada, sebagai lalapan juga bisaa.. tapi saran ute sih dimasak dulu yess soalnya ini tanaman air xixixi (biar lebih aman dikonsumsinya)
Yai dan Bang Luken lagi sibuk metikin salada air xixixi




Oh ya, perhatikan langkah kalian saat menyeberang sungai ya. Pasalnya, selain salada air di sekitaran sungai ini juga terdapat daun jancukan . Hati-hati ya !! kalo daunnya udah nempel sama kulit kalian, bisa bikin kalian berkata janc*k hahahaha.. 
sumber : http://gunung-indonesia.com
Tiba di Cikasur, kami beristirahat di bawah pohon yang seolah-olah menjadi center point nya Cikasur. Entah jenis pohon apa, yang pasti cukup rindang untuk berteduh di tengah teriknya sabana Cikasur. Disana kami bertemu dengan 4 tim , ada Mas Rino dan mbah Gondrong, anak-anak dari Malang, ada tim Mas Aldo, Umang dkk dan Tim dari Karawang.
Sumber : Instagram @makbar_r

Abi berpose di Cikasur :p

Menyusul anak-anak dari Malang, sekitar satu jam berikutnya kami melanjutkan perjalanan menuju Cisentor. Sedangkan Tim dari Karawang memilih stay di Cikasur untuk camp.
Part 2 - Itinerary dan Rincian Biaya Pendakian Argopuro Via Baderan 4D3N 

No comments:

Post a Comment

HATI-HATI MODUS PENIPUAN BURUNG BEO !

 Kamis, 5/7/2019, ute kena tipu sama sekomplotan penipu dengan modus BURUNG BEO GAESS ! Perasaannya campur aduk gitu sih ya. Antara gak nya...