Bulan Maret kemarin, ute sama sekali gk pergi kemana-mana. Padahal resolusi tahun 2018 ini, minimal satu kali dalam sebulan harus piknik, hahaha. Maka untuk mengganti piknik di bulan Maret, ute kejar di bulan April aja ya.. BTW ada gk sih yang resolusinya kaya gini >,<
Sebetulnya, jadwal ute nanjak di bulan April udah ada di akhir bulan yaitu tanggal 28-29. Tapi ternyata ada ajakan nanjak ke gunung Prau. Wiiw menarik nih kayanya (dalam hati).. akhirnya di tengah huru-hara di kantor, ute kabuuuuur jangan ditiru ya gengs
Dengan berbekal surat izin setengah hari, ute segera bergegas menuju kosan untuk mempersiapkan segala perlengkapan. Ute berangkat bersama 5 orang yang lain. Kali ini, ute sudah mengenal mereka semua (ada bang Luken, Kak Imam, Abi, Bang Ade, dan Bang Chaunk), kecuali nanti ada tambahan 4 orang yang akan menyusul dari Tegal.
Transportasi
Untuk menuju gunung Prau, terdapat beberapa jalur pendakian. Patak Banteng salah satunya. Untuk menuju Basecamp gunung Prau, terbilang simpel kok. Ute share pengalaman ute ya. FYI ute berangkat dari stasiun Jakarta Kota.
Berikut rincian jenis moda dan biaya:
Stasiun Jakarta Kota - Stasiun Tanjung Barat (3000 - pake KRL) -+ 50 menit
Stasiun Tanjung Barat - Terminal Lebak Bulus (12.000 - pake Gojek) -+ 30 menit
Terminal Lebak Bulus - Terminal Wonosobo (100.000 - Bis Sinar Jaya) -+ 12 jam
Terminal Wonosobo - Basecamp Patak Banteng (20.000 - ELF Lokal) -+ 45 menit
Total biaya sekali jalan: 135.000
Oh iya, intinya dimanapun kalian berada, tujuannya adalah ke Wonosobo ya. Jika sudah berada di daerah sana, udah banyak kok elf atau mini bis yang melintas basecamp. Dan bagi yang belum beli logistik (semacam sayuran, bumbu dan lauk pauk), kalian bisa bilang ke pak supirnya, untuk "stop" dulu di pasar sebelum sampai basecamp. Di dekat basecamp juga ada Indomart sih. Selain itu juga banyak penyewaan peralatan pendakian. Tapi better mempersiapkan dari awal aja ya gengs. Selain hemat juga takutnya rentalan tiba-tiba tutup semua atau kosong. Harus well prepare, oke oke !
Pos Pendakian Patak Banteng |
Harga simaksi Rp. 11.000 (update 14 April 2018). Untuk menuju puncak Gunung Prau via Patak Banteng, kalian cukup melewati tiga pos yaitu pos 1 Sikut Dewo, pos 2 Canggal Malangan dan Pos 3 Cacingan. Waktu yang dibutuhkan kurang lebih 3-4 jam tergantung kecepatan nanjaknya. Pas kemarin, ute kesana sih sekitar 3 jam lebih sampainya. Itu aja ute udah istirahat beberapa kali, wkwkwk. Untuk trek nya, sudah cukup jelas kok. Cukup rindang juga, banyak pohon cemara nya hihihi. Saran ya, untuk yang mau mendaki gunung manapun, harus ada latihan fisik minimal seminggu sebelumnya misal dengan jogging. Supaya gak ngos-ngosan kek ute wkwkwkwk.
"Kiri, kanan.. kulihat saja banyak pohon cemaraa aaaa"
Jalur pendakian via Patak Banteng |
Jalur pendakian menuju Pos 1 Sikut Dewo |
Pos 1 Sikut Dewo |
Dari pos registrasi menuju pos 1 Sikut Dewo itu cukup bikin ngos-ngosan gengs. Selanjutnya sekitar 15 menit dari Pos 1, ada warung tempat istirahat. Beuh mantap pokoknya. Termasuk murah-murah lagi, ada semangka, jeruk duarebuan, ada gorengan serebuan, ada indomie, nasi ayam, es nutrisari dkk, termasuk toilet dan mushola juga ada. Selepel rest area deuh.
Trek selanjutnya terus menanjak namun dengan pemandangan yang sangat menakjubkan masyaAllah. Sampai di Pos 3 Cacingan, jalur sudah semakin kecil dan berkelok. Mungkin ini sebabnya dinamakan Pos Cacingan wkwkwk anabel yess...Di pos Cacingan ini, ute udah menjelma jadi keong sungguhan hahaha..
lelet beut jalannya.. alhasil, keril ute dibawain sampai puncak hahaha..
Pemandangan di jalur Cacingan |
Saran ya: Gunung Prau termasuk gunung yang sangat ramai, jadi pilih spot untuk mendirikan tenda jangan yang dekat dengan tugu puncak. Kemarin sih ute, pasang tenda di bukit yang tengah, jadi eksklusif gitu cuma ada 3-5 tenda. Udah gitu, depanan banget sama Gunung Sindoro, Gunung Sumbing dan Gunung Kembang (view yang ada di AMDK AQ*A). Dengan catatan, hari cerah yaa hehehe.
Di puncak prau ini banyak sekali bukit-bukit teletubbies gitu. Banyak sekali tenda di setiap bukitnya..Masa baru kali ini, di gunung sampai sorak-sarakan karena banyak yang kecewa tidak bisa melihat golden sunrise gegara kabut melanda hahahaha.. seperti biasa sih, kita ngopi-ngopi cantik, masak puding coklat, bikin asinan carica plus mangga dan nanas, beuh mantap! dan tidak lupaa kami juga mengabadikan momen! ini beberapa dokumentasinya:
Tuhkan banyak banget tendanyaaa.. (btw jangan fokus ke ute yaa wkwkwk) |
Waktu yang dibutuhkan untuk turun, berkali-kali lebih cepat dibandingkan ketika mendakinya. Kemarin tercatat waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke Warung Rest Area . Tapi harus jago nyalip sih, soalnya jalurnya padat merayap wkwkwkwk.
Oleh-Oleh Carica
Untuk teman-teman yang mau membeli oleh-oleh khas, kalian bisa membeli manisan carica, atau pepaya gunung khas Dieng. Saran ute, belinya di warung atas belakang pos registrasi. Harganya lebih murah gitu deh dibanding warung yang dekat dengan jalan raya. Per box nya (isi 6 cup) dijual dengan kisaran harga 10.000 - 20.000 rupiah. Ada yang original, ada juga yang isi rasa-rasa seperti mix cabe dieng dan buah bit. Hmm yummy.. seger aslinya! Kalian juga bisa buat asinan carica. Ute share resepnya ya:
Spicy Carica Coctail with Manggo Pineapple
Bahan:
4 cup manisan carica
1 buah mangga
1 buah nanas
3 buah cabe rawit (atau sesuai selera)
Garam secukupnya
Cara membuat:
1. Tuang manisan carica ke dalam wadah
2. Iris mangga dan nanas lalu campur dengan manisan carica
3. Tambahkan garam dan cabe rawit lalu koreksi rasa
4. Spicy Carica Coctail with Manggo Pineaple siap disajikan (keminggris namanya, biar jadi mahal wkwkwk)
Resep diatas bisa banget dicoba tuh, segeer beut.. hmm.. dicukupkan dulu ya ! see you on next trip ..!
Love u all !