Tuesday, 16 January 2018

KM 125

Beberapa waktu yang lalu, tepatnya di penghujung tahun 2017 ute berencana untuk mendaki ke gunung Guntur. Awalnya sih karena ada teman ute yang mengajak eh dia sendiri yang membatalkan ajakannya. Hufft banget kan hahaha.. well ute selalu percaya bahwa semua yang terjadi adalah yang terbaik.

30 Januari 2017

Sepulang ute kerja dari kantor yaitu pukul 14.30 WIB , ute segera bergegas menuju kosan untuk mempersiapkan segala kebutuhan dan peralatan pendakian seperti biasanya. Kemudian ute menuju stasiun Jakarta Kota - Stasiun Duren Kalibata- Pool Primajasa Cililitan.
Setibanya di pool Primajasa, ute segera mengantre karena waktu itu sangat ramai dengan calon penumpang ke berbagai tujuan seperti Tasik, Bandung dan Garut. Ute sendiri akan berangkat menuju Garut (rencananya).
Bis berwarna dominan putih itu kemudian meninggalkan rumahnya untuk segera bertandang ke Garut. Di beberapa tempat sebelum memasuki gerbang tol, bis itu masih menyambut penumpang yang memiliki tujuan sama dengannya. Hmm lama-lama sesak juga pikirku.
Selama di perjalanan, ute masih terus berkomunikasi dengan 2 orang kakak tingkat semasa kuliah dulu. Kak Andal dan Kak Dede. Ternyata kesimpulan dari komunikasi kita bertiga adalah GAGAL BERANGKAT. Upss rasanyaaa gimana sih yang udah mempersiapkan segala sesuatunya dengan sesempurna mungkin. Sampai teplon pun ute jinjing karena kami tidak ada yang punya nesting. Ohh maiiii........ 
Kecewa? Jelas. Bayangan ilalang merah di gunung Guntur harus segera dihapus dalam pikiran.  Bis terus melaju dengan kecepatan yang monoton. Arghh.. ute harus menghela nafas panjang untuk menerima ini.. hahaha lebay yaa.. 

KM 125

Hp ute bergetar tanda pesan masuk. "KM 125 te. Turun di KM 125". Begitulah kira-kira isi pesan tersebut. Dari Kak Dede yang menginstruksikan ute untuk turun di KM 125. Sementara Kak Andal sudah lebih dulu bertemu dengan kak Dede sejam sebelumnya. 
Posisi duduk ute yang berada di tengah, menyulitkan ute untuk menuju ke arah depan mendekat ke supir agar bisa memintanya untuk berhenti. 
Ah hampir saja ute terlambat. Tepat sebelum bis itu melintas KM 125, ute segera meminta untuk diturunkan. 
Jalanan itu ramai namun sepi. Bagaimana ute menjelaskannya. Keadaan di pinggir jalan itu memang ramai, banyak mobil yang melintas. Namun suasananya sepi, hening dan agak merinding sih.. hiy. 
Sekitar 5 menit kemudian, ada sebuah motor yang menghampiri ute. Huft agak takut sih, tapi ute pikir itu adalah kak Dede. Ah syukurlah. Rasa-rasanya semenit lagi ute disana, bisa-bisa udah kena serangan jantung wkwkwkwk.. 
Benteng yang tingginya kira-kira setinggi 2 meter itu menghalangi jalan ute untuk segera manghampiri kak dede. Heu semacam scene yang tragis gitu di drama-drama hahahaa.. ah pikiran ini terlalu imajinatif terkadang. 
"Naikin kerilnya te" suara kak dede segera memecah lamunan ute yang sudah semakin halu. duh bisa-bisa penunggu situ nempel di ute lama-lama wkwkwk
"Oke" 
"Ayo naik!" kak dede menjulurkan tangannya 
"Wait, ute cari cara dulu kak"
Otak ute segera mencari ide, bagaimana caranya supaya bisa melintasi benteng tinggi ini. Syukurnya ada  sedikit pijakan. Hap akhirnya bisa juga. 

31 Januari 2017

Pikiran ute masih belum jauh dari gunung Guntur. Kekecewaan ute sepertinya begitu jelas. Berbeda lagi dengan Kak Andal yang tampaknya sumringah. Usut punya usut, perlengkapan kak Andal sama sekali kurang safety untuk mendaki. Dalam kerilnya, hanya ada tenda ute dan beberapa baju ganti.  Memang lebih tepatnya sih itu perlengkapan untuk tamasya. Hahahaha..

Beberapa logistik dikeril ute seperti telur, sarden, agar-agar, bumbu-bumbu, gula kecap dan teman-temannya ute serahkan saja pada ibunya kak dede. Hahaha akhirnya bahan makanan itu kemudian dimasak dan dimakan bersama-sama.

Daripada berlarut-larut dalam kesedihan, akhirnya ute mngiyakan usulan rencana untuk main ke kampung Adat Cireundeu, di kampung Leuwi Gajah dan nanjak ke salah satu gunung yg di dekat kampung tersebut . Sebenarnya ute kurang tertarik sih dengan kampung adat. Karena pikir ute, disana kita hanya bisa melihat-lihat. Tapiiii...daripada enggak pikir ute.  "Baiklah ute meluncuuuurr.."

Hmm.. ternyata wisata ke kampung adat boleh juga nih. Cocok sekali dengan pribadi ute yang tidak terlalu suka dengan keramaian. Udaranya begitu segar. Bahkan kampung adat ini dikelilingi oleh beberapa gunung. Diantaranya ada Gunung Salam dan Gunung Gajah Langu. Singkat cerita, ute dan kakak2 memilih gunung gajah langu untuk kita daki. Yeay... 

ute dan bangku di Kampung Adat Cireundeu


ute di gunung Gajah Langu
ute, kak dede, kak andal
 Ini cerita akhir tahun 2017 ute.. tidak sesuai rencana sih. Tapi tak mengapa ^^


HATI-HATI MODUS PENIPUAN BURUNG BEO !

 Kamis, 5/7/2019, ute kena tipu sama sekomplotan penipu dengan modus BURUNG BEO GAESS ! Perasaannya campur aduk gitu sih ya. Antara gak nya...